MURID
.co
christian
online
Murid

Penatalayanan

Dari Murid

Langsung ke: navigasi, cari

Daftar isi

Penatalayan yang Setia & Bertanggung Jawab

Pengajaran

Pengertian Penatalayanan

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. (1 PETRUS 4:10 )

  • Penatalayan atau oikonomos (Yunani) = oikos (rumah) + nomos (pengaturan, pengelolaan) = sebutan bagi seseorang yang bekerja sebagai _________________________________________________________________
    Seorang penatalayan di zaman Israel kuno adalah seseorang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengurus segala keperluan rumah tangga, termasuk di dalamnya mengelola kekayaan tuannya, memimpin hamba yang lain, kadang juga mengajar anak tuannya, dll. Pemilik rumah biasanya orang kaya, yang tugasnya menuntut dia untuk pergi dalam waktu cukup lama, misalnya pejabat pemerintah, tentara, dll. Saat sang tuan pulang, penatalayan dituntut pertanggungjawaban atas semua yang sudah dia lakukan.
  • Contoh penatalayan dalam Perjanjian Lama: Yakub di rumah Laban (Kej 29 ); Yusuf di rumah Potifar (Kej 39 ).
    Contoh penatalayan dalam Perjanjian Baru: Perumpamaan Yesus tentang __________________________ (Luk 19:11-27 ); __________________________
    (Mat 25:14-30 ), __________________________ (Luk 12:35-48 ; Mat 24:45-51 ), __________________________ (Luk 20:9-19 ; Mrk 12:1-12 ; Mat 21:33-46 ).
  • Pola perumpamaan Yesus tentang penatalayan:
    Mulai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Akhir
Pengelola.jpg


Prinsip-prinsip Penatalayanan

Studi Alkitab 1: Perumpamaan tentang Uang Mina (Luk 19:11-27 )

Prinsip.jpg

Pertanyaan diskusi:

  • Siapakah sang tuan? Siapakah para penatalayan?
  • Kapankah sang tuan pergi? Kapankah sang tuan kembali?
  • Apakah yang ditugaskan sang tuan pada para penatalayan?
  • Kapankah penatalayan ini punya kesempatan untuk berhasil atau gagal dalam tugasnya?
  • Apa sajakah persamaan dan perbedaan dari respons sang tuan? Apakah yang membuat responsnya berbeda-beda?
  • Prinsip penatalayanan apa sajakah yang Tuhan Yesus ingin kita mengerti melalui perumpamaan ini?
Tanggung Jawab
Keliru: Kita berpikir bahwa meskipun Tuhan memberikan semua yang menjadi kemampuan, milik, dan kesempatan kepada kita, Dia tidak akan_________________jika kita tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Benar: Tuhan mengharapkan kita meng- gunakan semua kemampuan, milik, dan kesempatan yang telah diberikan pada kita dan _________________dengan sebaik-baiknya bagi kerajaan-Nya (lihat Mat 16:27 ; Why 22:12 ).


Upah Kekal
Keliru: Kita berpikir bahwa jika Tuhan memberi upah pada kita untuk pekerjaan kita bagi-Nya, upahnya akan merupakan pujian yang___________________bagi semua orang dan ___________________ bagi kesempatan dalam masa depan kekal kita di kerajaan-Nya Benar: Tuhan akan memberi upah kepada kita untuk pekerjaan kita bagi-Nya, upahnya akan___________________dengan seberapa banyak kita telah melipatgandakan kehidupan kita dan akan___________________bagi kesempatan dalam masa depan kekal kita di kerajaan-Nya (lihat Luk 19:17 ; Mat 25:21,23 ; Mrk 9:41 ; Mat 11:21-24 ).


Hal Terburuk
Keliru: Kita berpikir bahwa jika kita tidak bekerja bagi Tuhan dengan apa yang telah diberikan-Nya untuk kita kelola, hal terburuk yang mungkin terjadi adalah___________________________ Benar: Jika kita tidak bekerja bagi Tuhan dengan apa yang telah diberikan-Nya untuk kita kelola, hal terburuk yang mungkin terjadi adalah (lihat 1Kor 3:10-14 ; Mat 6:19-21 ).


Studi Alkitab 2: Perumpamaan tentang Talenta (Mat 25:14-30 )

Prinsip2.jpg

Pertanyaan diskusi:

  • Apakah persamaan dan perbedaan antara perumpamaan tentang uang mina dan talenta?
  • Berapa banyakkah yang diberikan tuan kepada para penatalayan?
  • Apa sajakah persamaan dan perbedaan dari respons sang tuan? Apakah yang membuat responsnya berbeda-beda?
  • Prinsip penatalayanan apa sajakah yang Tuhan Yesus ingin kita mengerti melalui perumpamaan ini?
Dasar Pembandingan
Keliru: Kita berpikir bahwa, seperti orang- orang dan pola penghargaan di sekitar kita, Tuhan akan memberikan penghargaan berdasarkan apa yang telah kita lakukan dibandingkan dengan___________________________ Benar: Tuhan akan memberikan penghargaan berdasarkan apa yang telah kita lakukan dibandingkan dengan___________________________
Cara Melayani
Keliru: Kita berpikir bahwa menjadi penatalayan Tuhan yang setia berarti sekadar tidak banyak________________________dan tidak berhenti________________________ Benar: Melayani Tuhan dengan setia berarti melayani dengan______________________(lihat Kol 3:23-24 ; Mat 13:44 ; Mat 22:37 ) untuk memberikan________________________(lihat Kol 3:23-24 ; Mal 1:6-14 ; 1Kor 15:10 ).


Perenungan

Di antara pokok-pokok pengajaran tentang penatalayanan ini, pelajaran manakah yang bagi Saudara merupakan pemahaman yang baru, penguatan dari pemahaman sebelumnya, dan perbaikan atas pemahaman yang keliru?

Bidang apa sajakah yang Saudara mau perjuangkan, dalam pertolongan Tuhan, untuk menjadi penatalayan yang lebih setia dan bertanggung jawab? Bidang-bidang penatayalanan tersebut antara lain meliputi: waktu/kesempatan, uang/harta benda, tubuh/kesehatan, bakat/kemampuan, dll.

Sa2.jpg

Rencanakanlah satu tindakan nyata yang akan Saudara lakukan dalam minggu ini. Bagikanlah dan jelaskanlah rencana Saudara pada kelompok.
Bagikanlah hasil penerapan Saudara pada pertemuan yang akan datang.

Penerapan

Pelajarilah bacaan The Purpose Driven Life
hari ke-4 “Diciptakan untuk Kekekalan”
hari ke-5 “Memandang Kehidupan dari Sudut Pandang Allah” dan
hari ke-6 “Kehidupan adalah Suatu Penugasan Sementara”.
Berilah tanda pada bagian-bagian yang:

  • membuka wawasan baru atau memberi kesan mendalam
: !
  • mendorong respons doa atau penerapan
: =>
  • kurang dipahami atau menimbulkan pertanyaan
: ?

Bagikanlah penemuan Saudara dalam pertemuan yang akan datang.
Ayat hafalan:

Boxa.jpg

Penatalayanan atas Waktu

Pengajaran

Pandangan Alkitab atas Waktu

  • Waktu hidup kita di dunia berlangsung_________________________________
    Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas. (AYUB 7:7a ) Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti. (MAZMUR 39:6-7 ) Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu. (MAZMUR 90:4-6 ) Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat. (MAZMUR 144:4 ) Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. (YAKOBUS 4:14 ) Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur (1 PETRUS 1:24 )

  • Waktu hidup kita di dunia mempersiapkan_________________________________
    Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
    (2 KORINTUS 4:18 )
    Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
    (LUKAS 12:20 )


  • Waktu hidup kita di dunia tidak kita ketahui________________________________
    Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. (AMSAL 27:1 )
    Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: ”Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (YAKOBUS 4:13-15 )

    Kita punya satu hidup untuk ditempuh. Mungkin sudah kita lalui seperempat, sepertiga, setengah, bahkan mungkin lebih dari itu. Apa yang sudah kita lalui itu sudah lampau, dan takkan kembali lagi. Tetapi bagaimana dengan yang masih sisa? Apakah yang akan kita lakukan dengan itu? (DR. MICHAEL GRIFFITHS)

Prinsip Penatalayan atas Waktu

  • Penggunaan waktu harus diprioritaskan bagi___________________________
    PRINSIP: “Pengelola bukan Pemilik”
    Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (YOHANES 4:34 )
    Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku … Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia … (YOHANES 6:38; 17:18 )

    Pertanyaan bagi penggunaan waktu dalam seluruh aspek kehidupan:

    • Apakah hal ini sesuai dengan kehendak Tuhan?

    • Apakah hal ini membuatku semakin serupa dengan Tuhan?

    • Apakah hal ini mengasihi dan memuliakan Tuhan?


  • Penggunaan waktu harus diprioritaskan dalam______________________
    PRINSIP: “Holistik (menyeluruh) bukan Hirarkis (bertingkat)”
    Perjanjian Baru menghubungkan setiap aspek kehidupan sebagai ibadah kepada Tuhan. Jadi, tidak ada tingkatan di mana aspek kehidupan tertentu merupakan hal lebih rohani daripada aspek kehidupan yang lain. Dalam surat-surat Paulus dan surat-surat kiriman yang lain, pengajaran-pengajaran yang disampaikan selalu diikuti penerapannya dalam beberapa bidang utama kehidupan:

    BidangK.jpg

    Bidang-bidang tersebut adalah:

    Smallbox.jpg Kehidupan pribadi: Hubungan pribadi dengan Tuhan, penatalayanan atas hidup pribadi secara spiritual, mental-intelektual, dan fisik.
    Smallbox.jpg Keluarga: Hubungan dengan pasangan (jika menikah), anak-anak, orang tua dan keluarga besar, serta setiap orang yang menjadi tanggungan.
    Smallbox.jpg Pekerjaan: Hubungan dengan atasan, rekan kerja, pelanggan, dan hasil kerja (bagi yang belum bekerja maka bidang ini berarti hal-hal dan hubungan-hubungan dalam persiapan bekerja).
    Smallbox.jpg Tubuh Kristus: Hubungan dan keterlibatan pelayanan dengan gereja setempat, komunitas pertumbuhan, dan anggota tubuh Kristus yang lebih luas.
    Smallbox.jpg Masyarakat: Hubungan dan tanggung jawab kepada pemerintah, hubungan dengan masyarakat, orang-orang yang belum percaya Kristus, baik yang berada dekat secara lokasi/budaya maupun yang berada di suku-suku terabaikan.

    ILUSTRASI PANCALOMBA (lari, berenang, berkuda, menembak, anggar): Atlet harus menguasai semua bidang lomba dengan baik. Tidak bisa mengorbankan salah satunya. Apa yang dilakukan pada satu bidang akan memengaruhi semua bidang yang lain.

    Olahraga.jpg

    Nilai pentingnya suatu hal bagi seseorang dapat diukur dari berapa banyak waktu yang diberikan untuk hal tersebut … Ketika Anda memberikan waktu Anda pada seseorang, Anda sedang memberikan suatu bagian dari hidup Anda yang tidak akan dapat Anda dapatkan kembali … Itulah sebabnya pemberian terbesar yang dapat Anda berikan pada seseorang adalah waktu Anda … Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak dapat mengasihi tanpa memberi. (RICK WARREN, The Purpose Driven Life)

  • Penggunaan waktu harus diprioritaskan pada__________________________
    PRINSIP: “Yang Penting bukan yang (seolah-olah) Genting”
    Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab- Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan. (MARKUS 1:35-39 )

    Matriks manajemen waktu:

    • __________________: Suatu aktivitas yang mendukung sasaran-sasaran yang memuliakan Tuhan dalam bidang-bidang utama kehidupan Saudara.
    • __________________: Suatu aktivitas yang bagi Saudara atau orang lain (tampaknya) menuntut perhatian segera.
    Matrix.jpg

    Dahulukan yang utama, dan kita akan mendapatkan juga yang sekunder; Dahulukan yang sekunder dan kita akan kehilangan baik yang utama maupun yang sekunder. (C.S. LEWIS)

Praktik Penatalayanan atas Waktu

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (EFESUS 5:15-16 )

Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. (YOHANES 9:4 )

Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani yang digunakan untuk waktu adalah kronos (54 kali) dan kairos (85 kali). Kronos dipakai untuk istilah waktu yang berurutan secara berkesinambungan, dalam detik, menit, jam, dst. Kairos dipakai untuk istilah waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu, atau kesempatan.

Penatalayanan atas waktu meliputi keduanya, yaitu bagaimana menggunakan setiap waktu dengan bijaksana dan juga bagaimana menggunakan setiap kesempatan yang diberikan Tuhan untuk melakukan sesuatu dengan bertanggung jawab.

Langkah-langkah pengelolaan waktu:

  1. Susunlah_________________di sekeliling bidang-bidang utama, agar dapat menggunakan waktu (kronos dan kairos) sesuai kehendak Tuhan.

  2. Tentukanlah_________________untuk masing-masing bidang tersebut. Ada dua macam prioritas: (a) Prioritas kronos: penggunaan waktu mingguan yang rutin (dibuat satu kali per periode tertentu) dan (b) Prioritas kairos: penggunaan kesempatan mingguan yang non-rutin (dibuat satu kali per minggu).

  3. Lakukanlah_________________dari sasaran masing-masing bidang (bukan hanya dalam bidang pekerjaan/studi), terapkanlah dengan integritas, dan evaluasilah secara berkala.

Perenungan

Kita sudah mempelajari mengenai sudut pandang Alkitab mengenai waktu:

  • Waktu hidup kita di dunia berlangsung sangat singkat
  • Waktu hidup kita di dunia mempersiapkan bagi kekekalan
  • Waktu hidup kita di dunia kita tidak tahu berapa yang tersisa

Bagaimanakah semestinya pandangan Alkitab mengenai waktu ini mengubah cara Saudara menggunakan waktu?

Bagaimanakah kualitas penggunaan waktu Saudara dalam bidang-bidang:

  • Kehidupan Pribadi (spiritual, mental, fisik)

Smile.jpg

Biasa.jpg

Sad.jpg

  • Keluarga

Smile.jpg

Biasa.jpg

Sad.jpg

  • Pekerjaan/Studi

Smile.jpg

Biasa.jpg

Sad.jpg

  • Tubuh Kristus/Gereja

Smile.jpg

Biasa.jpg

Sad.jpg

  • Masyarakat/Orang yang belum percaya

Smile.jpg

Biasa.jpg

Sad.jpg


Dalam penggunaan waktu Saudara, apakah yang semestinya dikurangi atau bahkan ditiadakan sama sekali? Apakah yang semestinya ditambah atau mulai dilakukan dengan teratur?

Penerapan

Rencanakanlah pengelolaan waktu:

  1. Berdoalah mohon pimpinan Tuhan mengenai bagaimana Saudara perlu menempatkan prioritas, mengelola waktu, dan meraih kesempatan.
  2. Tempatkanlah kegiatan-kegiatan rutin yang diprioritaskan dari masing- masing bidang utama kehidupan pada lembar kerja ”Jurnal Penatalayanan Waktu: Kronos”.
  3. Tentukanlah sasaran hal-hal yang akan dikerjakan dari bidang-bidang utama kehidupan secara mingguan dengan menggunakan lembar kerja ”Jurnal Penatalayanan Waktu: Kairos”.
    Lakukanlah, evaluasilah, dan bagikanlah pada pertemuan kelompok minggu depan. Jika Saudara mempunyai (calon) pasangan hidup, lakukanlah disiplin penatalayanan waktu ini bersama-sama.

Pelajarilah bacaan “Tirani Waktu” (Charles E. Hummel, dikutip dari Jurnal Navigator dengan izin). Berilah tanda pada bagian-bagian yang:

  • membuka wawasan baru atau memberi kesan mendalam
: !
  • mendorong respons doa atau penerapan
: =>
  • kurang dipahami atau menimbulkan pertanyaan
: ?

Bagikanlah penemuan Saudara dalam pertemuan yang akan datang.


Ayat hafalan:

Penawaktu.jpg

Tirani Waktu

Charles E. Hummel

       Adakah waktu yang benar-benar cukup untuk melakukan semua perintah Allah yang diberikan kepada Anda?

       Pernahkah suatu kali Anda berharap seandainya ada tiga puluh jam sehari? Tentu waktu ekstra ini akan dapat menghilangkan tekanan berat yang kita hadapi. Hidup kita penuh dengan tugas-tugas yang tak terselesaikan. Surat-surat yang tak terjawab, teman-teman yang belum dikunjungi, artikel-artikel yang belum tergarap dan buku-buku yang belum terbaca sering terbayang pada saat kita sedang mengevaluasi diri. Kita benar-benar perlu pertolongan.

       Tapi benarkah tigapuluh jam sehari akan menyelesaikan persoalan ini? Tidakkah kita akan sama frustasinya dengan duapuluh empat jam sehari yang kita miliki sekarang ini? Pekerjaan seorang ibu tidak akan pernah ada habis-habisnya; begitu juga halnya dengan tugas-tugas seorang murid, guru, pendeta atau apa saja, tidak akan ada yang bisa selesai, sekalipun diberi perpanjangan waktu untuk menyelesaikannya. Jumlah dan umur anak yang semakin bertambah, akan makin banyak menyita waktu kita. Makin bertambahnya pengalaman kita dalam bidang profesi dan pelayanan, akan mendatangkan makin banyak tugas yang menguras tenaga. Sehingga akhirnya kita terjebak ke dalam banyak pekerjaan yang tidak kita nikmati.

Prioritas yang Kacau

       Pada waktu kita mengevaluasi diri, kita sadar bahwa dilema yang kita hadapi jauh lebih serius dari pada sekedar masalah kekurangan waktu; yang terutama adalah masalah prioritas. Kerja keras tidak membuat kita menderita. Kita semua tahu apa artinya menenggelamkan diri dalam tugas yang penting. Kecapaian yang menjadi akibat kerja keras itu akan diimbangi oleh kepuasan berprestasi dan rasa senang. Kerja keras tidak menimbulkan kecemasan. Kecemasan muncul waktu kita memikirkan kembali bulan-bulan atau tahun yang silam dan kemudian kita melihat setumpukan tugas-tugas yang tak terselesaikan. Kita merasa telah gagal dalam melakukan pekerjaan yang penting. Tekanan yang ditimbulkan oleh tuntutan orang lain kepada kita, membuat kita semakin frustrasi. Kita mengakui,”Kita meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan malah mengerjakan hal-hal yang seharusnya tidak kita kerjakan.”

       Beberapa tahun yang lalu seorang manajer pabrik kapas yang berpengalaman berkata pada saya, ”Bahaya terbesar yang Anda hadapi adalah membirarkan hal-hal yang darurat mengalahkan hal-hal yang penting.” Dia tidak menyadari betapa tepat ungkapan tersebut bagi saya.

       Kita selalu berada di dalam kebingungan antara tugas yang mendesak dan tugas yang penting. Persoalannya adalah bahwa pada umumnya tugas yang penting tidak perlu segera dikerjakan. Jam-jam tambahan untuk berdoa dan pemahaman Alkitab, mengunjungi teman-teman non-Kristen serta mempelajari sebuah buku penting: proyek-proyek tersebut bisa ditunda. Tetapi tugas-tugas yang mendesak membutuhkan penyelesaian cepat, sehingga mengakibatkan tekanan yang tak habis- habisnya setiap hari dan setiap jam.

       Rumah seseorang bukan lagi istana baginya; tak ada tempat lagi untuk menjauhkan diri dari tugas-tugas yang mendesak, karena dering telepon yang menerobos dinding membawa tuntutan yang sulit ditolak. Tugas-tugas semacam ini kelihatannya kritis dan penting, serta menguras tenaga kita. Tetapi bersama berlalunya waktu, nilai tugas-tugas tersebut memudar. Dengan rasa menyesal kita teringat kembali akan tugas-tugas yang terabaikan dan akhirnya kita menyadari bahwa kita telah diperbudak oleh waktu.

Adakah Jalan Kelepasan?

       Adakah jalan keluar dari pola kehidupan semacam ini? Jawabannya tereletak dalam kehidupan Tuhan Yesus. Pada malam sebelum Dia mati, Yesus mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengherankan. Dalam doa-Nya (Yoh 17:4 ), Dia berkata, “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.”

       Mengapa Yesus menggunakan kata “menyelesaikan”? Tiga tahun pelayanan- Nya merupakan waktu yang singkat. Seorang wanita penghibur yang ada di pesta perjamuan Simon telah mendapatkan pengampunan dan hidup baru, tetapi banyak yang lain masih hidup tanpa pengampunan dan hidup baru. Bagi tiap sepuluh orang lumpuh yang disembuhkan, ada ratusan orang lainnya yang tetap lumpuh. Sekalipun pada malam itu, masih ada banyak tugas yang belum terselesaikan dan masih banyak kebutuhan orang-orang yang belum terpenuhi, Tuhan Yesus merasa damai; Dia tahu bahwa Dia telah menyelesaikan pekerjaan Allah.

       Alkitab membuktikan bahwa Tuhan Yesus bekerja keras. Setelah menceritakan tentang suatu hari yang sibuk, Markus menulis, ”Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan” (Mrk 1:32-34 ).

       Pada kesempatan lain karena begitu banyaknya orang lumpuh dan orang sakit yang harus disembuhkan-Nya sampai-sampai Dia tidak sempat makan dan bekerja hingga larut malam, sehingga keluarga-Nya mengira Ia tidak waras lagi (Mrk 3:21 ). Suatu hari setelah sibuk mengajar, Yesus dan murid-murid-Nya pergi ke kapal dan Ia tertidur di sana; sampai-sampai badaipun tak dapat membangunkan-Nya (Mrk 4:37-38 ). Suatu gambaran betapa Dia sangat lelah.

       Meskipun begitu hidup-Nya tidak pernah terburu-buru, Dia punya waktu untuk orang-orang. Dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbicara dengan satu orang, misalnya dengan seorang wanita Samaria di sebuah sumur. Hidup-Nya menggambarkan suatu keseimbangan yang mengagumkan, suatu kesadaran yang tepat akan waktu. Pada waktu saudara-saudara-Nya meminta Dia untuk pergi ke Yudea, dia menjawab ”waktu-Ku belum sampai” (Yoh 7:6 ). Tuhan Yesus tidak ingin merusak karunia-Nya dengan ketergesa-gesaan. Dalam bukunya yang berjudul “The Discipline and Culture of The Spiritual Life”, A.E. Whiteham mengungkapkan, ”Pribadi ini mempunyai tujuan yang tepat … ketenangan batin yang memberi rasa santai di tengah-tengah kesibukan-Nya: terlebih lagi di dalam Pribadi ini terdapat rahasia dan kuasa untuk mengatasi produk hidup yang tidak berguna, penderitaan, kekecewaan, kebencian, dan kematian yang sia-sia mengubah pengkhianatan manusia menjadi sesuatu yang berguna bagi Allah, mengubah penderitaan yang sia-sia menjadi penderitaan yang menghasilkan buah, yang mendapat puncak kemenangan-Nya dalam kematian, dan menjadikan kehidupan-Nya yang singkat, menjadi hidup mencapai garis akhir. Tidak mungkin kita mengagumi ketenangan dan keindahan hidup-Nya, tanpa memerhatikan rahasia yang menyebabkan itu terjadi.”

Menunggu Perintah

       Apakah rahasia keberhasilan Tuhan Yesus? Setelah hari yang sangat sibuk, Markus memberi kesaksian, ”Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat sunyi dan berdoa di sana.” (Mrk 1:35 ). Inilah rahasia keberhasilan hidup pelayanan-Nya untuk Allah: Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, menanti perintah Bapa-Nya dan memohon kuasa untuk menjalankannya. Tuhan Yesus tidak punya rencana ilahi yang siap pakai; hari lepas hari dia mencari kehendak Allah dalam doanya. Dengan cara ini, Ia mengatasi keadaan yang mendesak dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang penting.

       Kematian Lazarus menggambarkan tentang prinsip ini. Apa yang lebih mendesak daripada pesan Maria dan Martha, ”Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit” (Yoh 11:3 ). Yohanes menceritakan tanggapan Yesus yang berlawanan, ”Yesus memang mengasihi Martha dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar- Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, dimana Dia berada”(Yoh 11:5-6 ). Kebutuhan apa yang mendesak? Tentu saja mencegah kematian saudara yang dikasihi-Nya tersebut. Tetapi tugas penting yang ingin Allah nyatakan adalah membangkitkan Lazarus dari kematian. Itulah sebabnya Lazarus dibiarkan mati. Kemudian Yesus membangkitkannya, sebagai tanda dari pernyataan- Nya yang besar, ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati”(Yoh 11:25 ).

       Barangkali kita bertanya-tanya mengapa pelayanan Tuhan kita begitu singkat, mengapa tidak berlangsung selama lima atau sepuluh tahun lagi sebelum Dia disalib? Mengapa masih begitu banyak orang yang dibiarkan sengsara? Dalam Alkitab tidak ada jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan semacam itu; dan kita akan tetap membiarkannya sebagai rahasia yang terkandung dalam rencana Allah. Tetap kita tahu bahwa doa-doa Yesus dalam menanti perintah Allah telah menjauhkan Dia dari perbudakan ketergesaan. Doa itu memimpin Dia, menetapkan langkah-langkah- Nya, dan memampukan Dia melakukan semua tugas yang diberikan Allah. Dan pada malam terakhir-Nya, Dia dapat berkata”Aku telah … menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.”

Ketergantungan yang Memerdekakan

       Kebebasan dari perbudakan waktu terletak pada janji yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus. Pada akhir perdebatan seru dengan orang-orang Farisi di Yerusalem, Yesus berkata kepada mereka yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu … Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa … jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” (Yoh 8:31-36 ).

       Banyak diantara kita yang telah mengalami kelepasan dari hukuman dosa. Bersediakah kita mengizinkan Dia membebaskan kita dari perbudakan waktu? Dia menunjukkan caranya, ”Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku.” Inilah jalan menuju kemerdekaan. Melalui merenungkan firman Tuhan yang disertai banyak doa, kita dapat mengerti sudut pandang Allah.

       P.T. Forsyth pernah berkata, ”Dosa yang terburuk adalah kurang berdoa” Sering kita mengira bahwa pembunuhan, perzinahan, atau pencurian adalah yang terburuk. Akan tetapi akar dari segala dosa adalah rasa puas terhadap diri sendiri- tidak bergantung pada Allah. Apabila kita sungguh-sungguh menanti dalam doa akan pimpinan Allah dan kekuatan dari-Nya, maka sekalipun bibir kita tidak mengatakannya, tetapi sikap kita menyatakan bahwa kita tidak membutuhkan Dia. Berapa banyak dari pelayanan kita yang sebenarnya diwarnai oleh ”usaha saya sendiri”?

       Kebalikan dari kebebasan semacam itulah doa, yang menunjukkan kesadaran bahwa kita memerlukan pimpinan dan kekuatan dari Allah. Mengenai ketergantungan kepada Allah, Donald Baillie berkata, ”Yesus hidup dalam penyerahan yang penuh kepada Allah, sebagaimana seharusnya kita hidup. Ketergantungan semacam itu tidaklah merusak kepribadian manusia. Manusia tidak akan pernah menjadi pribadi yang seutuhnya apabila dia tidak hidup dalam ketergantungan yang penuh kepada Allah. Ini merupakan proses terbentuknya kepribadian. Inilah kemanusiaan dalam tingkat yang paling pribadi.” Menanti Allah dengan penuh doa sangat dibutuhkan untuk pelayanan yang efektif. Seperti halnya “timeout” pada pertandingan sepak bola, doa memberi kita kesempatan bernafas dan mengatur strategi baru. Pada waktu kita menantikan petunjuk-Nya, Tuhan melepaskan kita dari perbudakan waktu. Dia menunjukkan kepada kita kebenaran tentang diri-Nya sendiri, tentang kita dan tugas-tugas kita. Dia menekankan pada pikiran kita, tugas-tugas yang Dia ingin kita lakukan. Kebutuhan bukanlah merupakan panggilan; panggilan harus datang dari Allah yang tahu akan keterbatasan kita. “Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat bahwa kita ini debu” (Mzm 103:13-14 ). Allah tidak akan membebani kita sampai terbungkuk-bungkuk atau hancur, terserang gangguan syaraf, kena serangan jantung, atau stroke. Keadaan semacam itu terjadi oleh sebab tekanan pikiran kita sendiri, disertai desakan dari berbagai keadaan.

       Seorang pengusaha yang sukses pasti mengenal prinsip menyediakan waktu untuk evaluasi. Seorang direktur Dupont berkata “mengambil waktu semenit untuk perencanaan akan menghemat tiga atau empat menit pelaksanaan.” Banyak pengusaha telah merombak sistem bisnis mereka dan meningkatkan keuntungan mereka dengan menyisihkan hari Jumat sore untuk membuat perencanaan yang seksama tentang aktivitas-aktivitas penting untuk minggu berikutnya. Jika seorang eksekutif tidak sempat berhenti dan membuat perencanaan, mungkin kedudukannya akan digantikan oleh orang lain yang mempunyai waktu perencanaan. Jika orang Kristen terlalu sibuk untuk berhenti, membuat penilaian rohani, dan menerima tugasnya dari Allah, dia akan menjadi budak waktu. Dia akan bekerja siang malam untuk mencapai sesuatu yang nampaknya berarti bagi dirinya dan orang lain, tetapi dia tidak akan pernah menyelesaikan pekerjaan yang sebenarnya diserahkan Allah kepadanya.

       Saat teduh untuk merenung dan berdoa pada pagi hari mengarahkan kembali hubungan kita dengan Allah. Serahkanlah kembali diri Anda pada kehendak-Nya saat merencanakan jam-jam yang akan datang. Dalam waktu yang tenang ini, catatlah dalam urutan prioritas pekerjaan-pekerjaan yang akan dikerjakan, sambil memperhatikan janji-janji yang telah Anda buat. Seorang jenderal yang kompeten selalu menyusun rencana perang sebelum dia terjun ke medan pertempuran; dia tidak akan menunda mengambil keputusan dasar sampai pertempuran dimulai. Tapi dia juga siap untuk mengubah rencananya jika keadaan memaksanya. Jadi cobalah untuk melaksanakan rencana yang telah Anda buat sebelumnya. Tetapi terbukalah untuk menerima gangguan darurat atau orang yang membutuhkan pertolongan anda.

       Anda sebaiknya tidak segera menyatakan kesanggupan ketika satu permintaan disampaikan. Tidak peduli meskipun jadwal Anda waktu itu kelihatannya kosong, mintalah waktu satu atau dua hari untuk mendoakannya, sebelum Anda membuat janji. Sungguh mengherankan, bahwa seringkali setelah suara permintaan mereda, nilai kepentingan dari kesanggupan yang kita buat menjadi berkurang. Jika Anda dapat bertahan menghadapi desakan kepentingan sesaat, Anda akan berada pada posisi terbaik untuk mempertimbangkan harganya dan dapat menentukan apakah hal itu merupakan tugas yang Allah serahkan pada anda.

       Di samping saat teduh Anda setiap hari, sisihkanlah waktu satu jam seminggu untuk penilaian rohani. Nilailah hari-hari yang lewat, catatlah segala sesuatu yang mungkin telah Allah ajarkan pada anda, dan buatlah rencana untuk waktu mendatang. Cobalah juga untuk menambahkan waktu penilaian bulanan, untuk evaluasi yang lebih luas. Seringkali Anda akan gagal. Ironisnya, semakin Anda sibuk, semakin banyak waktu yang Anda butuhkan untuk penilaian, tetapi Anda merasa makin sulit untuk melakukannya. Anda menjadi seperti orang fanatik, yang jika kehilangan arah, dia malah berlair lebih cepat lagi. Dan pelayanan yang sangat sibuk, bisa menjadi usaha untuk melarikan diri dari Allah. Namun jika Anda membuat penilaian dan merencanakan hari-hari Anda dengan doa, Anda akan mendapat sudut pandang yang tepat bagi pekerjaan anda.

Berusaha Terus

       Pergumulan terbesar dalam kehidupan Kristen adalah berusaha memberikan waktu yang cukup untuk menanti Tuhan setiap hari, mengadakan penilaian mingguan, dan menyusun rencana bulanan. Karena waktu untuk menantikan perintah Allah ini sangat penting, maka Iblis akan berusaha sekuat mungkin untuk menyingkirkannya. Dari pengalaman kita tahu bahwa hanya dengan cara ini kita dapat terlepas dari perbudakan waktu. Inilah rahasia keberhasilan Yesus. Dia tidak menyelesaikan semua tugas-tugas yang mendesak di Palestina dan Dia tidak mengerjakan semua hal yang ingin dilakukan-Nya, tetapi menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan oleh Bapa kepada-Nya. Alternatif lain untuk frustasi adalah jika kita yakin sedang mengerjakan kehendak Allah. Hanya apabila hari ini, saat ini, dan di tempat ini kita yakin sedang melakukan kehendak Bapa, maka hati kita akan tenang melihat tugas-tugas yang belum terselesaikan dan menyerahkannya kepada Allah.

       Beberapa waktu yang lalu, seorang dokter muda yang bernama Paul Carlson tewas oleh peluru Simba. Karena kehendak Allah pengabdiannya telah berakhir. Sebagian di antara kita barangkali akan hidup lebih lama dan meninggal dengan tenang, tetapi jika saat kematian itu tiba, adakah yang lebih membahagaikan selain dari pada jika kita yakin bahwa kita telah menyelesaikan pekerjaan yang Allah berikan? Kemurahan Tuhan Yesus Kristus memungkinkan kita mencapai akhir semacam itu. Dia telah menjanjikan kemerdekaan atas dosa dan kemampuan untuk melayani Allah dalam pekerjaan yang telah Ia sediakan bagi kita. Caranya sudah jelas. Jikalau kita tetap pada firman Tuhan, kita benar-benar murid-Nya. Dan Ia akan membebaskan kita dari tirani waktu dan memampukan kita melakukan sesuatu yang penting, yang Allah kehendaki.

Jurnal Penatalayanan Waktu Kronos

Jurnalw.jpg

Kronos periode:__________________

Kronos.jpg

Jurnal Penatalayanan Waktu Kairos

KAIROS Periode:_________________________

Kairoz.jpg



Penatalayanan atas Harta

Pengajaran

Pandangan Alkitab atas Harta

Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? (LUKAS 16:11 )

Di Alkitab terdapat lebih dari 2.350 ayat mengenai bagaimana kita seharusnya menangani uang dan harta benda (sumber: Biblical Financial Study dari Crown Financial Ministries). Di dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus banyak sekali menyinggung mengenai uang dan harta, dibandingkan dengan kebanyakan topik lainnya. Alkitab begitu menekankan pentingnya penatalayanan atas uang dan harta benda karena banyak hal dalam hidup kita berkisar pada uang dan harta benda. Berapa jam dalam seminggu yang kita habiskan untuk mendapatkan uang melalui pekerjaan kita? Berapa banyak keputusan yang kita ambil dalam seminggu yang berkaitan dengan penggunaan dan pembelanjaan uang? Berapa banyak kita akan menabung, membelanjakan, menginvestasikan, atau memberikannya? Ada keterikatan yang sangat mendasar antara kehidupan rohani kita dengan cara kita memandang dan mengelola uang.


  • ______________________dan Penatalayanan atas Harta
    Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: ”Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: ”Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.”
    (LUKAS 19:8-9 )


    Sikap yang baru mengenai uang dan harta milik membuktikan bahwa hati kita telah diubahkan.


  • ______________________dan Penatalayanan atas Harta
    Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. (LUKAS 16:13 )

    Uang merupakan pesaing utama yang dapat merebut posisi Kristus sebagai Tuhan atas kehidupan kita.


  • ______________________dan Penatalayanan atas Harta
    Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya. (1 TIMOTIUS 6:17-19 )

    Kenyataan masa depan kekal kita harus menentukan sikap hidup dan penggunaan harta kita pada masa kini.


Bagi seorang kristiani, uang merupakan suatu perkara rohani. Ada begitu banyak pencobaan yang mengikutinya, ada begitu banyak kejahatan oleh penyalahgunaannya, dan ada begitu banyak berkat yang mengalir dari pengelolaan yang benar atasnya; Hal ini memang benar-benar salah satu dari perkara-perkara rohani yang terpenting.
(THE PRESBYTERIAN CHURCH OF CANADA, Stewardship Facts)

Prinsip Penatalayanan atas Harta

  • Tuhan yang empunya segalanya, saya______________________harta-Nya
    Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. (MAZMUR 24:1 ) Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. (1 KORINTUS 6:19-20 ). Ketika kita mengakui kepemilikan Tuhan atas uang dan harta benda kita, setiap pengeluaran menjadi suatu keputusan rohani.

    Dalam persembahan kita tidak seharusnya bertanya: “Berapa banyak milik saya yang harus saya berikan kepada Allah?” Melainkan: “Berapa banyak milik Allah yang perlu saya ambil untuk diri saya?” Perbedaan antara kedua pertanyaan ini sangat besar.


  • Untuk mengirimkan harta saya ke surga, saya harus mengirimkannya ______________________ berangkat ke sana
    Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (MATIUS 6:19-21 )

    Pada dasarnya, suatu benda seperti uang bisa diubah menjadi harta yang abadi. Uang bisa diubah menjadi makanan bagi yang kelaparan dan pakaian bagi yang miskin; uang bisa membantu para misionaris agar tetap bekerja aktif memenangkan jiwa-jiwa kepada terang Injil, sehingga uang mengubah dirinya menjadi harta sorgawi. Segala benda fana juga bisa diubahkan menjadi harta kekal. Apapun yang diberikan bagi Kristus, langsung diubahkan menjadi bernilai kekal. (A.W. TOZER)


  • Semakin besar kasih karunia, semakin besar tanggung jawab. Tuhan meningkatkan kekayaan dan kepemilikan untuk meningkatkan standar______________________saya.
    Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. (2 KORINTUS 9:10-11 )

    Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: ”Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.”
    (2 KORINTUS 8:14-15 )

Praktik penalayanan atas Harta

Mengelola penggunaan harta:

  • Belajar untuk______________diri dalam segala keadaan (Flp 4:11-13 )


  • Belajar untuk tidak______________apa yang dimiliki orang lain (Kel 20:17 )


  • Belajar untuk______________dalam hal uang dan harta benda, bahkan dalam perkara-perkara kecil (Luk 16:10 )


  • Belajar untuk______________segala sesuatu yang diperoleh dengan cara yang tidak benar kepada pemiliknya yang berhak (Im 6:4 )


  • Belajar untuk______________dengan penuh kasih dan senang hati (1Kor 13:3; 2Kor 9:7 )


Kepada siapa kita memberi:

  • Anggota______________(1Tim 5:8 ; Mat 15:5-6 )


  • Anggota______________(1Yoh 3:17-18 )


  • Orang-orang yang______________(1Kor 9:7-9,14 )


  • Orang-orang (lain) yang______________(Ams 28:27; Mat 25:34-40 )


Bagaimana kita memberi:

  • ___________________: memberi secara terencana dan teratur karena kebutuhan selalu ada (1Kor 16:1 ; Ul 16:16 )
  • ___________________: tanggapan terhadap kebutuhan di sekitar kita (Mat 25:34-36 ; Kis 11:27-30 )
  • ___________________: mencukupkan kekurangan orang lain dari dari kelebihan kita (2Kor 8:14-15 )
  • ___________________: menyerahkan keinginan dan kebutuhan kita demi orang lain (2Kor 8:1-5 )

Perenungan

Kepada siapa sajakah Saudara memberi selama ini?

  • Anggota keluarga
  • Anggota tubuh Kristus
  • Orang-orang yang melayani
  • Orang-orang (lain) yang kekurangan

Bagaimanakah pengalaman Saudara dalam berbagai bentuk memberi?

  • Memberi dengan keteraturan
  • Memberi sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
  • Memberi dari kelimpahan
  • Memberi dengan pengorbanan

Penerapan

Lakukanlah penatalayanan atas harta secara bulanan dengan menggunakan lembar kerja ”Jurnal Persembahan”. Lakukanlah hal ini setiap bulan. Jika Saudara mempunyai suami/istri, lakukanlah disiplin penatalayanan ini bersama-sama. Jika Saudara mempunyai calon pasangan hidup, bicarakan prioritas masing-masing dalam melakukan disiplin penatalayanan ini.

Ayat hafalan:

Pharta.jpg


Jurnal Persembahan

Periode:_____________________________________________________

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara- perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?”
LUKAS 16:10-13

Persembahan.jpg