MURID
.co
christian
online
Murid

Pola Pelayanan

Dari Murid

Langsung ke: navigasi, cari

Daftar isi

Pola Pelayanan Amanat Agung: Sasaran & Strategi

Pengajaran

Amanat Agung

Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (MATIUS 28:18-20 )

Mengapa pernyataan ini disebut sebagai ”Amanat Agung”?

  • segala kuasa di sorga dan di bumi

  • sampai kepada akhir zaman

  • semua bangsa murid-Ku

  • pergilah, ... baptislah, ... ajarlah


  • Satu Amanat (______________pelayanan):

    Jadikanlah
    semua bangsa (panta ta ethne)
    => _____________________
    murid-Ku (mathetes) => _____________________


  • Tiga Karakteristik (______________pelayanan):

    Baptislah … =>_____________________
    Ajarlah … =>_____________________
    Pergilah … =>_____________________

Sasaran Pelayanan

  • Sasaran__________________
    Semua bangsa (panta ta ethne) = semua etnik, semua suku bangsa, semua kelompok orang


    Loren Cunningham (Youth With A Mission), bersama dengan Bill Bright (Campus Crusade for Christ), mengemukakan tujuh bidang yang memerlukan pengaruh kristiani:

    1. Rumah Tangga 5. Media
    2. Gereja 6. Seni, Hiburan, dan Olah Raga
    3. Sekolah 7. Bisnis, Ilmu Pengetahuan dan
    4. Pemerintahan dan Politik     Teknologi

    Sasaran akhir pelayanan tidaklah berhenti pada pertobatan ataupun bahkan pertumbuhan, melainkan ketika pelayanan itu menghasilkan murid- murid Kristus yang pergi memenuhi tempat dan panggilannya di dalam dunia untuk membawa orang-orang memuliakan Tuhan!


  • Sasaran__________________

    Murid Kristus (mathetes) = pelajar dan pegikut Kristus yang hidupnya mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus (Rm 8:29 , 2Kor 3:18 ;1Yoh 2:6 ; Ef 4:13 ).

    Bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus (Ef 4:15 ) meliputi:

    Sasaranpelayanan.jpg

Strategi Pelayanan

Proses untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus:

  1. Penjangkauan dan Penginjilan
    Tuhan menghendaki semakin banyak orang menjadi percaya bagi _________________________(2Kor 4:15 ).

    Tanpa penginjilan, sebuah gereja/persekutuan orang percaya hanya merupakan sebuah perkumpulan sosial.

    Tanpa penginjilan gereja/persekutuan orang percaya hanya terfokus pada diri sendiri.


  2. Pembinaan
    Tuhan mengubah kita semakin serupa dengan gambar-Nya bagi _________________________(2Kor 3:18 ).

    Tanpa pembinaan, seseorang menjadi bayi rohani dalam waktu yang panjang.

    Tanpa pembinaan (intensional), gereja/persekutuan orang percaya hanya terfokus pada program/aktivitas tanpa arah.


  3. Pemerlengkapan
    Tuhan menghendaki setiap orang percaya melayani bagi _________________________(1Ptr 4:10-11 ).

    Tanpa pemerlengkapan, gereja/persekutuan orang percaya hanya dipenuhi penonton (“melayani mereka”) bukan pemain (“melayani bersama mereka”).

    Tanpa pemerlengkapan, gereja/persekutuan orang percaya menyia-nyiakan sumber daya yang Tuhan sediakan.


  4. Pengutusan dan Pelipatgandaan
    Tuhan menetapkan kita untuk pergi untuk berbuah banyak bagi (Yoh 15:8,16 ).

    Tanpa pengutusan dan pelipatgandaan, gereja/persekutuan orang percaya hanya bertumbuh melalui pertambahan bukan pelipatgandaan.

    Tanpa pengutusan dan pelipatgandaan, gereja/persekutuan orang percaya mengalami stagnasi kepemimpinan bukan ekspansi kepemimpinan.
Menjadikanmurid.jpg


Pelipatgandaan Pekerja

Pekerjanya sedikit (Mat 9:34-38 ).
Jumlah mereka sedikit pada masa hidup Tuhan Yesus, juga pada masa kini. Jumlah orang yang ke gereja banyak. Program-program juga banyak.
Tetapi pekerja sedikit.

Mengapa tidak pernah ada pekerja yang cukup dari masa ke masa?


Bila kuasa kegelapan hendak menyerang bagian paling strategis di dalam pelayanan umat Tuhan di dunia, di mana yang menurut Anda akan diserangnya? Dia akan menyerang pada bagian pusatnya, dia akan menghambat munculnya para pekerja. Coba bayangkan dampak gereja yang berada di dekat tempat tinggal Anda jika tiap anggota gereja tersebut memiliki kualitas kerohanian yang tinggi, pekerja yang penuh pengabdian, penyerahan yang mutlak kepada Kristus dan kehendak-Nya. Bagaimana rasanya jika pekerjaan Kristus dilaksanakan bukan hanya oleh beberapa orang yang profesional—yaitu mereka yang ditahbiskan oleh gereja—tetapi juga oleh beribu-ribu, beratus-ratus ribu, berjuta-juta orang yang terlatih dengan baik, orang-orang awam yang terbeban, matang, berbuah, dan diperlengkapi dengan baik? Gereja-gereja kita membutuhkan orang-orang yang berkemauan keras untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah bagi hidup mereka—pekerja-pekerja yang pada waktu keluar meninggalkan ruang kebaktian tiap-tiap Minggu memasuki dunia dengan semangat yang bernyala-nyala mencintai Kristus dan membuat-Nya dikenal. Kita tahu bahwa hasil dari daya kerja seperti itu akan mengejutkan. Iblis mengetahui hal itu juga, dan saya percaya itulah tempat di mana dia memusatkan daya upayanya. Dia akan membuat kita bertengkar di antara kita sendiri mengenai hal-hal yang bodoh, tidak bertujuan, dan tidak berarti sementara berjuta-juta orang menuju kubur tanpa Kristus. Dia akan membuat kita melewatkan waktu kita bagi banyak kegiatan yang baik sementara kita meninggalkan yang terbaik.(LEROY EIMS, Penuai yang Diperlengkapi)

Perenungan

Bagikanlah dan diskusikanlah:

  • Bagaimanakah Saudara menghubungkan antara profil pelayanan Saudara dengan Amanat Agung Tuhan Yesus?
  • Bagaimanakah Saudara menghubungkan antara apa yang Saudara lakukan saat ini (kuliah/kerja/penggunaan waktu/uang/dll.) dengan komitmen pribadi Saudara terhadap Amanat Agung Tuhan Yesus?
  • Bagaimanakah pandangan Saudara terhadap gereja lokal/persekutuan tubuh Kristus di mana Saudara berada sehubungan dengan komitmen mereka terhadap Amanat Agung Tuhan Yesus?
  • Hal praktis apakah yang dapat Saudara lakukan untuk meningkatkan komitmen pribadi dan/atau gereja/persekutuan kepada Amanat Agung Kristus ?



Penerapan

Pelajarilah bacaan The Purpose Driven Life hari ke-39 “Menyeimbangkan Kehidupan Anda” dan bacaan “Pola Pelayanan Amanat Agung” (Johan Setiawan).

Berilah tanda pada bagian-bagian yang:

  • membuka wawasan atau memberi kesan mendalam
: !
  • mendorong respons doa atau penerapan
: =>
  • kurang dipahami atau menimbulkan pertanyaan
: ?

Bagikanlah penemuan Saudara pada pertemuan yang akan datang.

Ayat hafalan:

Polapelamanatagung.jpg


Pola Pelayanan Amanat Agung

Polaamanata.jpg

Sasaran Pelayanan

Kutipan di atas adalah deretan kalimat terakhir dari Injil Matius, yang juga kalimat-kalimat amanat terakhir Tuhan Yesus di dunia. Juga merupakan kalimat- kalimat awal dari pergerakan para murid, dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke seluruh dunia sebagaimana direkam dalam catatan Kisah Para Rasul dan sejarah gereja. Biji sesawi yang mulai ditaburkan, tumbuh, dan berkembang yang sampai sekarang telah menjadi pohon yang besar.

Amanat ini disebut sebagai Amanat Agung (The Great Commission) karena besarnya otoritas yang memerintahkannya (segala kuasa di sorga dan di bumi), luasnya lingkup yang dicakup (semua bangsa), tingginya standar yang dicapai (murid Kristus), menyeluruhnya proses yang dikerjakan (baptis, ajar segala sesuatu yang diperintahkan, pergi), panjangnya janji penyertaan yang mengikutinya (sampai kepada akhir zaman). Adakah amanat yang lebih besar dari Amanat Agung ini?

Uniknya lagi kalau kita mempelajari ilmu kepemimpinan dan manajemen modern, kita akan mendapati bahwa amanat yang didelegasikan pada para murid (termasuk kita semua) ini ternyata memenuhi semua kriteria sebuah win/win agreement bagi pendelegasian tugas yang ideal. Di dalam amanat ini termuat standar hasil yang diinginkan, pedoman kerja, sumber daya yang mendukung, pertanggungjawaban tugas.

Apapun yang kita kerjakan dalam pelayanan, manapun bidang yang kita tekuni, siapapun yang kita layani selalu terkonteks—dan perlu dievaluasi kena- mengenanya-dengan terang amanat ini. Tulisan ini mengajak Saudara yang melayani Tuhan untuk lebih memahami tuntutannya dan relevansinya dalam pelayanan.

Sesuai struktur tata bahasa aslinya (Yunani), kalimat induk dalam amanat ini adalah “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku”. Di sini kita sedang berhadapan dengan standar kuantitas dan kualitas hasil pelayanan yang diinginkan Tuhan Yesus bagi kita. Kuantitas merujuk pada berapa murid yang dihasilkan. Kualitas merujuk pada bagaimana murid yang dihasilkan.

Sasaran Kuantitas: Semua Bangsa

Sasaran Tuhan Yesus tidak kurang dari mencapai semua bangsa. Kata bahasa asli (Yunani) yang diterjemahkan sebagai “bangsa” dalam di sini adalah ethne. Dari akar kata ini kita memperoleh kata ethnic dalam bahasa Inggris atau etnis dalam bahasa Indonesia. Kata ethne berarti secara literal sebagai sebagai suku bangsa, kaum, atau kelompok orang (people group). Dalam penerapannya yang lebih luas, ethne bisa diartikan sebagai kelompok orang dalam suatu bangsa secara demografis, dalam suatu negara secara politis, atau dalam suatu suku- bahasa secara kultural. Lebih jauh lagi kita dapat mengaplikasikan ayat ini pada kelompok orang secara lokasi (perkotaan, pedesaan, desa-kota, dll.), kelompok orang secara usia (anak, kaum muda, dewasa, lanjut usia), kelompok orang secara profesi (dokter, akuntan, buruh, pengusaha, dll.). Dalam format yang berbeda, Loren Cunningham, pendiri dan presiden Youth With A Mission (YWAM), mengemukakan tujuh bidang ethne yang memerlukan pengaruh kristiani: (1) Rumah Tangga, (2) Gereja, (3) Sekolah, (4) Pemerintahan dan Politik, (5) Media, (6) Seni, Hiburan, dan Olah Raga, (7) Bisnis, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kepada semua kelompok orang kita diutus untuk pergi, menghasilkan murid Kristus.

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini (Yoh 3:16 ) dan tidak ingin ada yang binasa (2Ptr 3:9 ). Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang di dunia yang tawar, membusuk dan gelap (Mat 5:13-16 ). Kita bukan dari dunia tetapi tidak diambil dari dunia melainkan diutus ke dalam dunia, sebagaimana Kristus telah diutus ke dalam dunia (Yoh 17:14-21 ). Kita diberi teladan untuk menjadi hamba dari semua orang-orang Yahudi, orang di bawah Taurat, orang di luar Taurat, orang lemah, dll.---supaya dapat memenangkan sebanyak mungkin orang (1 Kor 9:19-23 ). Hingga pada kesudahan zaman nanti didapat orang- orang dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa menyembah Tuhan (Why 7:9-17 ).

Sasaran Kualitas: Murid Kristus

Tuhan Yesus bukan hanya mendefinisikan ke mana kita pergi, tetapi juga apa yang harus kita hasilkan di sana. Dia menghendaki kuantitas yang berkualitas, dengan ciri seorang murid Kristus. Siapakah murid Kristus?

New International Dictionary of New Testament Theology menolong kita dengan menyajikan beberapa padanan bahasa Yunani yang digunakan untuk kata “murid”, yaitu: (1) akolouthe (ikut), yang "menunjukkan tindakan seseorang yang menjawab panggilan Yesus dan mengarahkan kembali seluruh hidupnya dalam ketaatan"; (2) mathetes (seorang murid), “seorang yang telah mendengar panggilan Yesus dan mengikuti-Nya”; dan (3) mimeomai (meniru), yang “menekankan pada mengikuti suatu model perilaku orang lain.” Sebenarnya konsep pemuridan bukanlah suatu hal baru bagi orang-orang pada zaman Yesus ketika Dia memanggil orang-orang mengikuti-Nya sebagai murid. David Watson, dalam Discipleship, menyatakan: “Dalam lingkungan sekular Yunani, murid berarti seseorang yang magang dalam suatu pekerjaan, seorang pelajar dari suatu bidang studi atau dari seorang guru. Kita juga menjumpai pengertian dasar yang serupa dari kata murid dengan yang digunakan dalam kata murid- murid Musa, yaitu orang-orang yang mempelajari hukum-hukum Musa; dan murid-murid orang Farisi, yaitu orang-orang yang sangat sangat memerhatikan dan mengikuti pemahaman yang akurat dan mendetil dari tradisi Yahudi sebagaimana yang disampaikan dalam Taurat. Para murid ini menyerahkan diri sepenuhnya pada rabi mereka, dan mereka sendiri diharapkan untuk menjadi seorang guru setelah mendapat latihan-latihan khusus.” (catatan: Studi yang sangat menarik mengenai persamaan dan perbedaan antara pendekatan pemuridan para rabi pada masa itu dengan pemuridan Yesus dapat diikuti dalam Transforming Mission tulisan D. Bosch).

Jadi pada dasarnya murid Kristus adalah pelajar dan pengikut Kristus yang hidupnya mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus. Bagian-bagian lain dalam Alkitab menegaskan sasaran kualitas pertumbuhan yang sama melalui ungkapan “menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya” (Rm 8:29 ), “diubah serupa dengan gambar-Nya” (2Kor 3:18 ), “mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Ef 4:13 ).

Secara ringkas, inilah tujuan dari pelayanan: menolong proses transformasi seseorang murid Kristus yang hidupnya mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus (kualitas: murid Kristus) serta secara aktif berusaha membangun karakteristik tersebut pada orang lain di mana dia berada dan ditempatkan (kuantitas: semua ethne). Kebanyakan pelayanan berfokus pada bentuk-bentuk kegiatan yang terpisah-pisah, bukannya memandangnya sebagai suatu proses atau perjalanan pembentukan sasaran kualitas-kuantitas Amanat Agung. Pembentukan kualitas murid Kristus yang menjalankan misinya ini tidak dapat diasumsikan akan terjadi dengan sendirinya. Adanya berbagai kegiatan dan pertemuan kerohanian tidak menunjukkan bahwa gereja atau persekutuan tersebut sedang membangun murid Kristus. Kita telah mengkondisikan orang untuk memercayai bahwa seorang murid adalah seseorang yang setia mengikuti suatu kegiatan kerohanian bukannya seseorang pelajar dan pengikut Kristus yang mencerminkan karakter, nilai-nilai, dan gaya hidup-Nya, serta secara aktif berusaha membangun karakteristik tersebut pada orang lain. Jika kita mendefinisikan seorang murid sebagai seseorang yang dengan setia mengikuti kegiatan-kegiatan yang kita selenggarakan, yang kita dapatkan adalah penonton-penonton.

Jika pembina atau pengurus dapat memandang melampaui kegiatan, program, maupun pertemuan yang terpisah-pisah dan merancang suatu pola pelayanan yang menyeluruh baik dalam lingkup dan penerapannya, maka kemungkinan besar banyak dari ketidakefektivan dan frustrasi dalam pelayanan ini dapat teratasi. Bagaimanakah kualitas orang yang telah sekian lama berada di gereja atau persekutuan Saudara? Apakah mereka terus mencari dan menggunakan kesempatan untuk mengerjakan Amanat Agung di bidang mereka masing- masing? Apakah gereja atau persekutuan Saudara secara intensional (sengaja) membangun murid Kristus?

Satuamanat.jpg

Strategi Pelayanan

Misi pelayanan diamanatkan. Pergi ke semua bangsa untuk menghasilkan murid Kristus. Otoritas pemberi amanat dinyatakan. Segala kuasa di sorga dan di bumi. Jaminan penyertaan dalam melaksanakan amanat diberikan. Sampai kepada akhir zaman. Amanat Agung. Strategi apa yang perlu ditempuh untuk menunaikannya?

Kalimat utama ”Jadikanlah semua bangsa murid-Ku” merupakan satu amanat dengan tiga karakteristik, sebagaimana diketahui dari tiga kata kerja dalam anak kalimat yang menerangkannya: baptislah, ajarlah, pergilah. Amanat Agung dalam Matius 28:18-20 ini berbicara tentang suatu proses transformasi. Proses untuk menjadikan seorang murid Kristus terdiri dari membagikan khabar baik (baptislah - sebagai bagian dari pengalaman pertobatan), membina iman mereka (ajarlah), dan mengutus mereka kembali (pergilah). Murid yang diutus pergi ini kemudian memulai lingkaran proses penginjilan, pembinaan, dan pengutusan tersebut. Demikianlah mereka berlipatganda.

Dalam konteks pelayanan, proses transformasi menjadi murid Kristus tersebut dapat diterjemahkan sebagai sasaran bertahap:

  • Penjangkauan dan Penginjilan kepada orang-orang yang belum percaya untuk menghasilkan orang yang terbuka terhadap Injil dan petobat baru
  • Pembinaan dan Pemerlengkapan dan kepada petobat baru untuk menghasilkan murid yang bertumbuh dan melayani
  • Pengutusan dan Pelipatgandaan kepada murid yang bertumbuh dan melayani untuk menghasilkan murid yang bermisi dan melipat-ganda
Menjadikanbangsa.jpg

Pola pemuridan ini bukan hanya dinyatakan secara verbal oleh Tuhan Yesus dalam Amanat Agung, tetapi juga ditunjukkan secara aktual dalam pelayanan- Nya. Menarik sekali ketika mempelajari pergerakan pelayanan Tuhan Yesus, kita mendapatkan pola pembentukan murid yang serupa (untuk saudara yang berminat melakukan pembelajaran dan perenungan yang lebih menyeluruh mengenai pola pelayanan Tuhan Yesus dapat membaca The Training of the Twelve karya A.B. Bruce, The Masterplan of Evangelism karya Robert E. Coleman, dan Growing A Healthy Church karya Dan Spader). Yesus memiliki strategi yang sangat intensional dan spesifik dalam mengembangkan seseorang. Dalam kurun waktu pelayanan sekitar 36 bulan, Dia mentransformasikan hidup murid-murid-Nya yang selanjutnya pada waktunya mereka juga memengaruhi dunia bagi Tuhan. Gereja dan persekutuan dapat meningkatkan kemampuan untuk membangun orang-orang dan memenuhi misi Tuhan dengan memahami strategi Kristus ini.

Kualitas dan efektivitas sebuah persekutuan sangat ditentukan oleh bagaimana persekutuan tersebut menjalankan masing-masing mata rantai proses transformasi (Kontak dan Penginjilan, Pembinaan dan Pemerlengkapan, Pengutusan dan Pelipatgandaan) dengan baik. Jika gereja dan persekutuan kita mau menghasilkan murid Kristus yang bertumbuh, melayani, dan menjalankan misinya, maka seluruh proses ini perlu dilalui. Beberapa sindrom di bawah ini barangkali menjelaskan kondisi banyak gereja atau persekutuan di sekitar kita, akibat kurangnya perhatian pada satu atau dua bagian dari proses transformasi yang telah dijelaskan dalam Amanat Agung.

Sindrom klub pribadi. Gejala ini dialami oleh persekutuan yang menjalankan berbagai proses lain selain melakukan kontak dan penginjilan. Persekutuan ini adalah persekutuan yang sekadar menunggu orang yang datang, tidak mencari dan mengusahakannya. Persekutuan semacam ini mungkin juga melakukan satu-dua kali program kebangunan rohani dalam setahun, tetapi biasanya hanya dihadiri oleh anggota-anggota lama. Persekutuan dan anggota tidak tergerak untuk terus-menerus berusaha menjangkau orang-orang yang belum mengenal Kristus atau orang-orang Kristen yang suam. Bahkan kadang ada kekhawatiran kalau-kalau suasananya akan berubah dengan datangnya orang-orang yang baru ini, yang mungkin berbeda dengan mereka. Persekutuan menjadi semacam klub pribadi, di mana orang baru yang kebetulan datang diharapkan dapat menyesuaikan diri.

Sindrom kursi goyang. Gejala ini dialami oleh persekutuan yang menjalankan berbagai proses lain selain melakukan pembinaan dan pemerlengkapan. Persekutuan ini adalah persekutuan yang penuh dengan aktivitas yang membuat orang-orang di dalamnya demikian sibuk. Hanya saja aktivitas- aktivitas tersebut tidak secara intensional (sengaja) dipilih berdasarkan pengaruhnya pada pertumbuhan rohani orang-orangnya. Ada banyak kegiatan, tetapi tidak terintegrasi satu dengan lainnya. Ada banyak variasi acara persekutuan, tetapi tidak terjadi pembentukan murid Kristus. Seperti kursi goyang yang terus bergerak, persekutuan ini tampak begitu dinamis dengan berbagai kegiatan yang populer dan besar; namun seperti juga kursi goyang yang tidak beranjak ke mana-mana, demikian juga yang terjadi pada pertumbuhan anggota dan pengurusnya.

Sindrom konsumen setia. Gejala ini dialami oleh persekutuan yang menjalankan berbagai proses lain selain melakukan pengutusan dan pelipatgandaan. Persekutuan ini adalah persekutuan yang menjangkau orang di sekitarnya dan melakukan pembinaan pada anggotanya. Hanya saja sasaran dan program pembinaan yang dilakukan berhenti sampai pada hal-hal dasar saja. Setelah anggota meninggalkan persekutuan ini—karena pindah tempat tinggal, sekolah, atau pekerjaan—seringkali mereka hanya menjadi survivor, sekadar bertahan di dalam keimanannya. Barangkali mereka tetap setia menjadi pengunjung gereja, tetapi tidak banyak buah-buah karakter dan buah- buah pelayanan yang bisa diharapkan muncul dari hidup mereka selanjutnya. Beberapa lagi berhenti bertumbuh di tengah jalan karena mengompromikan kebenaran, pengaruh lingkungan, dan tekanan hidup.


Setelah mengamati, menganalisis, dan merefleksikan permasalahan- permasalahan yang terjadi dalam pelayanan dan gereja serta pemecahan- pemecahan menyeluruh yang ditawarkan oleh beberapa pendekatan, dapat disimpulkan bahwa secara mendasar semua masalah tersebut disebabkan karena kurang dimilikinya pola pelayanan yang tepat. Kebanyakan pelayanan berfokus pada bentuk-bentuk kegiatan yang terpisah-pisah, bukannya memandangnya sebagai rangkaian proses transformasional untuk membentuk murid Kristus.

Pola Pelayanan Amanat Agung : Prinsip & Fokus

Pengajaran

Strategi Pelayanan Penjangkauan dan Penginjilan

  • Prinsip Pelayanan: Setiap orang perlu mendapatkan berita Injil dengan lengkap dan jelas sesuai tingkat pemahaman mereka masing-masing.

    • Setiap orang


    • Berita Injil yang lengkap dan jelas


    • Sesuai tingkat pemahaman mereka masing-masing


  • Fokus Pelayanan:

    1. Doakan nama-nama mereka.

    2. Bangun hubungan dengan mereka.

    3. Bagikan Injil pada mereka.


Strategi Pelayanan Pembinaan

  • Prinsip Pelayanan: Setiap orang percaya perlu kebenaran-kebenaran Alkitab untuk mengarahkan dan menjaga mereka dalam bertumbuh seumur hidup.

    • Setiap orang percaya


    • Kebenaran-kebenaran Alkitab untuk mengarahkan dan menjaga pertumbuhan


    • Bertumbuh seumur hidup


  • Fokus Pelayanan:

    1. Bangun hubungan pembimbingan dengan mereka.

    2. Ajarkan disiplin rohani pada mereka.

    3. Tunjukkan teladan gaya hidup alkitabiah.


Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (1 KORINTUS 3:6-7 )

Strategi Pelayanan Pemerlengkapan

  • Prinsip Pelayanan: Setiap orang percaya mempunyai keterbebanan, kemampuan, dan kepribadian yang unik dan perlu ditemukan, dikembangkan, dan dipakai untuk membangun tubuh Kristus.

    • Setiap orang percaya


    • Keterbebanan, kemampuan, dan kepribadian yang unik


    • Ditemukan, dikembangkan, dan dipakai untuk membangun tubuh Kristus


  • Fokus Pelayanan:

    1. Tolong mereka menemukan profil pelayanan.

    2. Latih mereka mengembangkan ketrampilan pelayanan (terutama bagaimana memuridkan orang lain).

    3. Tunjukkan teladan karakter seorang pelayan Kristus dengan melayani bersama.


Strategi Pelayanan Pengutusan dan Pelipatgandaan

  • Prinsip Pelayanan: Setiap orang percaya mempunyai suatu tugas pengutusan tertentu dalam mengemban misi Kristus bagi dunia.

    • Setiap orang percaya


    • Tugas pengutusan tertentu


    • Misi Kristus bagi dunia


  • Fokus Pelayanan:

    1. Delegasikan tanggung jawab yang lebih besar.

    2. Hubungkan dengan tubuh Kristus yang lebih luas.

    3. Utus mereka memenuhi tempat dan panggilan pelayanannya di dunia.

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (ROMA 10:13-15 )

Perenungan

Lakukanlah pemeriksaan diri sehubungan dengan gaya hidup Saudara dalam hal penginjilan, pembinaan, pemerlengkapan, dan pengutusan dengan menggunakan “Tes I.Q. Gaya Hidup Amanat Agung”. Bagikanlah jawaban Saudara pada kelompok.

Apakah yang akan Saudara lakukan untuk membuat Amanat Agung (penginjilan, pembinaan, pemerlengkapan, dan pengutusan) menjadi gaya hidup Saudara? Bagikanlah jawaban Saudara pada kelompok.

Penerapan

Pelajarilah bacaan “Pribadi ke Pribadi” (Tom Yeakley).

Berilah tanda pada bagian-bagian yang:

  • membuka wawasan atau memberi kesan mendalam
: !
  • mendorong respons doa atau penerapan
: =>
  • kurang dipahami atau menimbulkan pertanyaan
: ?

Bagikanlah penemuan Saudara pada pertemuan yang akan datang.

Ayat hafalan:

Prinsipfokus.jpg


Tes I.Q. Gaya Hidup Amanat Agung

Tes IQ 1 (Inclusion Quotient):

Penjangkauan & Penginjilan sebagai Gaya Hidup

1.    Saya mendoakan secara khusus untuk keselamatan keluarga/teman/rekan kerja dan untuk kesempatan menyampaikan Injil kepada mereka.    1   2   3   4
2.    Saya secara sengaja mengunjungi keluarga/teman/rekan kerja yang belum percaya dengan maksud untuk membangun hubungan.    1   2   3   4
3.    Saya berbicara pada seseorang mengenai makna Kristus bagi hidup saya.    1   2   3   4
4.    Saya mengajak keluarga/teman/rekan kerja yang belum percaya untuk menghadiri sebuah acara kerohanian.    1   2   3   4
5.    Saya ikut serta dalam suatu program kegiatan penjangkauan.    1   2   3   4


Tes IQ 2 (Instruction Quotient):

Pembinaan sebagai Gaya Hidup

1.    Saya secara teratur memeriksa dan menerapkan tertib rohani (hubungan pribadi dengan Tuhan, pengajaran, karakter, pelayanan).    1   2   3   4
2.    Saya membangun hubungan pertanggungjawaban pertumbuhan dan disiplin rohani dengan pembimbing atau rekan pertumbuhan.    1   2   3   4
3.    Saya secara sengaja menunjukkan teladan pada seseorang untuk mendorongnya bertumbuh.    1   2   3   4
4.    Saya mendorong seseorang untuk mengikuti program pembinaan khusus (kelompok kecil, kelas pembinaan, seminar kerohanian, dll.) yang akan menolongnya bertumbuh.    1   2   3   4
5.    Saya telah secara khusus membimbing seseorang untuk bertumbuh melalui hubungan pribadi-ke-pribadi/kelompok kecil.    1   2   3   4


Tes IQ 3 (Involvement Quotient):

Pemerlengkapan sebagai Gaya Hidup

1.    Saya terus mengembangkan ketrampilan pelayanan saya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan (magang, kursus, seminar).    1   2   3   4
2.    Saya mendorong agar orang-orang yang sudah bertumbuh untuk juga menolong orang lain bertumbuh.    1   2   3   4
3.    Saya menolong seseorang untuk menemukan profil pelayanan khasnya.    1   2   3   4
4.    Saya mengambil bagian dalam melatih seseorang (secara formal, informal, nonformal) dalam suatu bidang pelayanan yang khusus.    1   2   3   4
5.    Saya membimbing orang yang saat ini sedang membimbing orang lain lagi (dalam hubungan pribadi-ke-pribadi atau dalam kelompok kecil).    1   2   3   4


Tes IQ 4 (Investment Quotient):

Pengutusan & Pelipatgandaan sebagai Gaya Hidup

1.    Saya sedang menyerahkan diri untuk melayani di bidang yang sesuai dengan panggilan dan profil pelayanan saya.    1   2   3   4
2.    Saya sedang berdoa secara teratur memohon Tuhan mengirimkan pekerja bagi suatu kebutuhan pelayanan.    1   2   3   4
3.    Saya mempersiapkan seseorang untuk dapat mengambil tanggung jawab pelayanan yang saya kerjakan saat ini.    1   2   3   4
4.    Saya mengkhususkan waktu untuk mendampingi orang-orang yang sedang membimbing orang lain agar semakin berkembang dalam kedewasaan rohani dan kedewasaan pelayanannya.    1   2   3   4
5.    Saya telah menyebarluaskan prinsip-prinsip pelayanan Amanat Agung agar dilakukan oleh perorangan/gereja/ persekutuan yang lebih luas.    1   2   3   4